Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sebenarnya sudah dikenal lama oleh masyarakat, tetapi dengan istilah yang berbeda. Sejarah gangguan ADHD / GPPH telah mendapatkan berbagai label, mencerminkan berbagai pandangan tentang penyebab (etiologi) nya.
Apabila melihat terminologinya, kita dapat mengelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama, dengan istilah “Minimal Brain Damage” dan “Minimal Brain Dysfunc-tion”, mencerminkan gagasan mengenai asumsi tentang penyebab gangguan, dan kedua, dengan terminologi seperti “Hy-perkinetic Reactions of Childhood”,”Hyperkinetic Child Syn-drome”, dan “Attention Deficit Hyperactivity Disorder”, menggambarkan tingkah laku yang dilihat dalam gangguan ini (Declerq,1994).
Adapun sejarah terminologi ADHD/GPPH adalah sebagai berikut :
- Pada tahun 1930 sampai 1960, gangguan ini dikenal oleh masyarakat dengan istilah Minimal Brain Damage (MBD). Istilah ini mengacu pada kerusakan otak. Penjelasannya, beberapa anak dengan masalah hiperaktivitas, perhatian, dan konsentrasi menunjukkan luka otak yang jelas (EEG), sementara anak-anak lain dengan masalah yang sama tidak menunjukkan luka otak. Menurut beberapa ahli, hal ini mungkin disebabkan oleh kecilnya kerusakan pada otak, sehingga tidak bisa terdeteksi oleh EEG (Electro Encepalo Grafi). Diasumsikan bahwa dalam kelompok ini, kerusakan disebabkan oleh ksulitan selama kelahiran (hypoxia), trauma, atau infeksi virus pada hari-hari pertama bayi setelah lahir.
- Pada tahun 1960, istilah Minimal Brain Damage diganti dengan Minimal Brain Dysfuction karena “kerusakan” tidak bisa ditemukan dalam semua kasus. Istilah ini mengacu pada gangguan fungsi. Hal ini mungkin disebabkan tidak berfungsinya bagian-bagian tertentu pada otak (tidak berfungsi thalamo-frontal) dan kemudahan (Facilitation) yang diakibatkan oleh kekurangan neouro-transmiter (misalnya dopamine dan noradrenalin). Anak dapat mencegah perilakunya, tetapi tidak pada waktu yang tepat, yang dapat mengakibatkan impulsivitas. Pandangan lain mengacu pada perkembangan sistem saraf sentral otak yang terlambat (jaringan myelin yang tidak berfungsi).
- Pada tahun 1960 sampai 1969, perhatian terhadap gangguan ini lebih ditekankan pada hiperaktivitas, dan istilah yang resmi adalah istilah yang dicantumkan dalam DSM-II, yaitu Hyperkinetic Reaction of Childhood Syndrome.
- Sejak tahun 1970, perhatian lebih ditekankan pada kurangnya kemampuan untuk memperhatikan dan impulsivitas sehingga dalam DSM-III (1980) disebut sebagai Attention Dificit Disorder, dengan atau tanpa hiperaktivitas. (Douglas,1980) menggambarkan anak-anak tersebut sebagai anak-anak yang menderita ketidakmampuan untuk “stop,look,listen and think”.
Bila diperhatikan, terjadi adanya evolusi berfikir mengenai gangguan dari kerusakan organis (damage), lewat gangguan fungsional ( dysfunction), ke cognitive deficit.
Istilah tersebut mulai ditinggalkan setelah perhatian para ahli ditekankan pad gangguan motivasi dan penguatandalam tingkah laku. Selain itu, hal ini masih didukung oleh adanya kenyataan bahwa Attention Deficit Disorder selalu diikuti oleh adanya hiperaktivitas. Oleh karena itu, dalam DSM-II-R (1987) gangguan tersebut dimuat sebagai gangguan kategori tersendiri, yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. Sedangkan ADD-H termasuk kategori yang lain yang disebut dengan Undifferetiated Attention Deficit Disorder.
ADHD / GPPH tidak mungkin disebabkan oleh satu faktor saja, mengingat kompleksitasnya gangguan, melainkan oleh interaksi banyak faktor.
No comments:
Post a Comment