Dalam sejarah manusia, Ilmu Pengetahuan mampu merubah kehidupan manusia, entah menjadi baik ataupun buruk. berikut contoh hasil buruk dari kreativitas manusia. Menjelang penghujung abad 20 lalu, sekelompok ilmuwan di jepang berhasil meniru struktur kimia feromon (zat perangsang) seks yang dilepaskan oleh kumbang lamellicorn jenis exomala orientalis dan anomala octienscostata. Feromon seks berfungsi untuk menarik lawan jenis saat musim kawin.
Feromon tiruan ini ternyata berhasil dengan gemilang. Kreativitas ilmuwan-ilmuwan di jepang terbukti mengagumkan. 1 gram kapsul feromon betina mampu menarik lebih dari 10.000 kumbang jantan dalam waktu 7,5 jam. Dapat dibayangkan, sepuluh ribu kumbang dalam waktu singkat telah berkumpul menjadi satu.
Dibalik kreativitas ini, ada kabar yang menyedihkan. Coba anda bayangkan, setelah semua kumbang berkumpul, tidak satu persatu, semua kumbang itu di bantai sekaligus. Peristiwa tersebut, menunjukkan pada kita bahwa betapa kreatifnya ilmuwan tersebut, tapi sekaligus memprihatinkan.
Puluhan tahun sebelumnya, ada berita serupa. Tahun 1905, Albert Einstein, menerbitkan tiga karya hasil kreativitasnya yang menghebohkan, salah satu di antaranya mengenai teori Relativitas. Pada maret 1916 ia menerbitkan hasil penelitiannya dalam Annalen der Physik, dengan artikel berjudul “ The Foundation of the General Theory of Relativity”. Kreativitas tersebut disambut dunia dengan decak kagum sekaligus perasaan bingung. Gagasannya sangat bagus namunsemuanya hanya teori. Ia mengklaim bahwa teorinya dapat menjelaskan alam semesta, tetapi yang disajikan hanya perhitungan matematis saja. Di mana tidak ada bukti nyata.
Kebingunan itu segera terjawab ketika pada tahun 1939, seorang fisikawan Denmark, Niels Bohr, menghubungi Einstein di Princeton dan menympaikan kabar yang mengejutkan bahwa rumusnya E = mc2, telah dibuktikan secara dramatis oleh para ilmuwan jerman yang membelah-belah atom dan bakal segera mampu membuat sebuah bom berkekuatan besar. Hal tersebut berujung pada meledaknya bom atom di Jepang yang memakan korban jiwa yang begitu besar.
Einstein meneteskan air mata. Ia tak menyangka bahwa hasil temuannya dan kreativitasnya telah di salahgunakan oleh orang lain. Dia memang kreatif, tetapi dia tidak setuju bila kreatifitasnya itu disalahgunakan untuk perbuatan tidak terpuji. Hal tersebut di sampaikannya kepada mahasiswa California Institute of Technology pada tahun 1938.
Dari kisah di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa se-kreatif apapun seseorang, harus tetap memahami konsekuensi atas kreativitasnya dan paham akan norma-norma kemanusiaan.
bukan hanya IQ(Intelegent Quotions) yang di butuhkan, tetapi EQ(Emotional Quotions) dan SQ(Spiritual Quotions) juga dibutuhkan untuk menentukan hal yang lebih bijak.
Feromon tiruan ini ternyata berhasil dengan gemilang. Kreativitas ilmuwan-ilmuwan di jepang terbukti mengagumkan. 1 gram kapsul feromon betina mampu menarik lebih dari 10.000 kumbang jantan dalam waktu 7,5 jam. Dapat dibayangkan, sepuluh ribu kumbang dalam waktu singkat telah berkumpul menjadi satu.
Dibalik kreativitas ini, ada kabar yang menyedihkan. Coba anda bayangkan, setelah semua kumbang berkumpul, tidak satu persatu, semua kumbang itu di bantai sekaligus. Peristiwa tersebut, menunjukkan pada kita bahwa betapa kreatifnya ilmuwan tersebut, tapi sekaligus memprihatinkan.
Puluhan tahun sebelumnya, ada berita serupa. Tahun 1905, Albert Einstein, menerbitkan tiga karya hasil kreativitasnya yang menghebohkan, salah satu di antaranya mengenai teori Relativitas. Pada maret 1916 ia menerbitkan hasil penelitiannya dalam Annalen der Physik, dengan artikel berjudul “ The Foundation of the General Theory of Relativity”. Kreativitas tersebut disambut dunia dengan decak kagum sekaligus perasaan bingung. Gagasannya sangat bagus namunsemuanya hanya teori. Ia mengklaim bahwa teorinya dapat menjelaskan alam semesta, tetapi yang disajikan hanya perhitungan matematis saja. Di mana tidak ada bukti nyata.
Kebingunan itu segera terjawab ketika pada tahun 1939, seorang fisikawan Denmark, Niels Bohr, menghubungi Einstein di Princeton dan menympaikan kabar yang mengejutkan bahwa rumusnya E = mc2, telah dibuktikan secara dramatis oleh para ilmuwan jerman yang membelah-belah atom dan bakal segera mampu membuat sebuah bom berkekuatan besar. Hal tersebut berujung pada meledaknya bom atom di Jepang yang memakan korban jiwa yang begitu besar.
Einstein meneteskan air mata. Ia tak menyangka bahwa hasil temuannya dan kreativitasnya telah di salahgunakan oleh orang lain. Dia memang kreatif, tetapi dia tidak setuju bila kreatifitasnya itu disalahgunakan untuk perbuatan tidak terpuji. Hal tersebut di sampaikannya kepada mahasiswa California Institute of Technology pada tahun 1938.
Dari kisah di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa se-kreatif apapun seseorang, harus tetap memahami konsekuensi atas kreativitasnya dan paham akan norma-norma kemanusiaan.
bukan hanya IQ(Intelegent Quotions) yang di butuhkan, tetapi EQ(Emotional Quotions) dan SQ(Spiritual Quotions) juga dibutuhkan untuk menentukan hal yang lebih bijak.
No comments:
Post a Comment