Pages

Wednesday, August 1, 2012

Perbedaan Outbound, Outing dan Gathering


Beberapa orang masih salah kaprah dalam memaknai istilah outbound. Setiap kegiatan permainan luar ruangan/alam terbuka langsung saja di sebut outbound. Contohnya sebuah perusahaan mengadakan kegiatan di sebuah villa atau hotel di gunung kemudian bersenang-senang dan melakukan games, seketika itu juga disebut outbound. Salah kaprah tersebut disebabkan oleh kekurangpahaman masyarakat dalam membedakan outbound dengan outing, cooporate gathering dan beberapa aktivitas di luar ruangan lainnya. Lalu apa bedanya? Adakah persamaannya?
Sebenarnya ada persamaannya, yaitu semuanya merupakan kegiatan yang dilakukan di luar ruangan/alam (outdoor activity). Sedang perbedaanya, kalau outing dan gathering, secara fisik, pikiran dan emosional tidak terlalu berat. Aktivitas ini lebih mengarah pada aspek menyenangkan (fun) sehingga tidak memerlukan persiapan khusus. Sedangkan dalam kegiatan outbound diperlukan sebuah pelatihan yang membutuhkan aktivitas fisik, emosional, pikiran yang lebih dibandingkan dengan kegiatan yang lain yang hanya bersifat fun. Waktu yang dibutuhkan juga lebih lama dan tujuannya lebih mendalam.
Ada tiga faktor penting dalam pelaksanaan outbound menurut Mr. Roo (pendiri suka alam nature creativity), yaitu lingkungan, fasilitator dan program/materi pelatihan. Oleh karena itu outbound lebih kompleks dibanding outing dan gathering.
 Contoh Gathering


 
 Contoh Outing




Bagaimana keterkaitan antara outbound dengan dunia pendidikan ?


Kita tahu bahwa proses pembelajaran dalam dunia pendidikan memiliki metode dan pendekatan yang bermacam-macam. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan outbound,dari posting awal sudah di jelaskan bahwa outbound merupakan salah satu  metode pembelajaran. Metode pembelajarannya dengan menggunakan pendekatan Learning by Experience atau learning by doing. Metode ini cukup menarik karena bentuk kegiatannya berupa permainan.
Coba perhatikan kemampuan seseorang dalam memahami sebuah pelajaran dengan berbagai cara seperti yang pernah di jelaskan oleh Rose and Niehall MG, Accelerated Learning berikut ini.
Mem – baca, maka akan mengerti 20 %
Men – dengar, maka akan mengerti 30 %
Me – lihat, akan mengerti 40 %
Meng – kata – kan, akan mengerti 50 %
Me – laku – kan, akan mengerti 60%
Apabila mem – baca + dengar + lihat + kata + laku, maka akan paham dan mengerti sampai 90 %
Dari penjelasan di atas maka jelas sekali bahwa dengan metode learning by experience, kemampuan seseorang dalam menerima pelajaran jauh lebih baik.
Ada empat tahapan proses pembelajaran dengan pendekatan learning by experience, yaitu :
1.       Permainan
2.       Pembahasan
3.       Perenungan
4.       Penerapan / tindak lanjut
Metode lain yang relevan dan cocok dengan outbound adalah Quantum Teaching dan Accelerated Learning. Metode ini mengutamakan pada proses pembelajaran yang cepat dengan mengutamakan pada proses, yaitu :
1.       Melibatkan 3 komponen sekaligus dalam diri manusia yaitu, fisik (raga/psikomotorik), pikiran (rasio/kognitif), dan emosi (rasa/afektif).
2.       Belajar adalah suatu proses kreatif
3.       Emosi dan pikiran harus memiliki energi positif
4.       Umpan balik
Dari penjelasan di atas sudah dapat disimpulkan bahwa keterkaitan outbound dengan dunia pendidikan masih erat hubunganya, karena outbound merupakan salah satu metode belajar.

Apakah Outbound itu ?

Outbound merupakan kepanjangan dari kata Out of Boundarries, arti harfiahnya adalah "keluar dari batasan". Maksudnya, bila anda ingin hal yang biasa maka lakukan dengan cara biasa. Bia anda ingin sesuatu yang luar biasa, maka lakukan dengan cara yang luar biasa pula. cara yang "luar biasa" ini yang akan dipelajari dalam outbound.
Metode outbound pertama kali digunakan pada tahun 1940-an oleh tokoh pengguna metode ini yaitu Kurt Hahn, seorang warga negara jerman.

Ide pertama kali diilhami oleh misi pelayaran kurt hahn ketika mengarungi samudera. Dalam misinya ini hahn bersama ABK-nya mengalami suka dan duka, salah satunya adalah diterjang badai yang hebat namun kapal Hahn selamat berkat kesigapan ABK-nya.
Dalam peristiwa itu, para ABK mampu memerankan fungsinyamasing-masing dengan maksimal dibawah kendali Kurt Hahn. Masing-masing bagian terjalin komunikasi yang harmonis dan merasa senasib sehingga tim ini begitu solid.
Setelah lolos dari maut, Kurt Hahn mampu mengambil sebuah hikmah. Yaitu team work dan solidaritas yang baik akan mampu menghadapi tantangan sebesar apapun.
Lebih jauh lagi Kurt Hahn kemudian mengembangkan metode di kapal layar untuk membentuk sebuah forum pelatihan bagi generasi muda. Tujuannya untuk membentuk mental positif dan sikap cinta tanah air. Metode ini akhirnya berkembang di negara-negara Eropa dan belahan dunia lainnya, termasuk hingga ke Indonesia.
Sejak kapan outbound masuk di Indonesia memang belum ada catatan yang jelas. Namun tahun 1990-an sudah ada yang di mulai dengan pengiriman karyawan perusahaan ke luar negeri hingga akhirnya banyak provider outbound mengembangkannya di Indonesia.
Kemudian yang jadi pertanyaan adalah seberapa efektifkah apabila outbound di selenggarakan dalam ruang lingkup pendidikan ?
Pada awalnya masih banyak beberapa lembaga pendidikan yang meragukan diadakannya kegiatan outbound dalam pendidikan. Namun seiring berjalannya waktu, titik puncak dari kegiatan outbound bukan hanya untuk team work dan solidaritas saja tetapi juga sebagai salah satu metode pembelajaran luar sekolah yang bertujuan di antaranya untuk meningkatkan kreatifitas, minat, bakat dan mengasah potensi diri para siswa.

Outbound memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
1. Melatih percaya diri
2. Membangun kerjasama dan kepercayaan satu sama lain dalam tim
3. Melatih kecepatan, ketepatan dan bekerja secara efisien
4. Membiasakan dalam iklim persaingan
5. Menerima dengan fair kekalahan
6. Menerima instruksi dan melaksanakannya
7. Membangun semangat lahirnya ide dan kreatifitas
8. Melatih jiwa kepemimpinan
9. Terampil menggunakan sumber daya yang ada dan terbatas untuk hasil yang maksimal
10. Membangun pribadi yang pantang menyerah
11. Membentuk pribadi yang mempunyai inisiatif
12. Melatih kemampuan komunikasi dan bersosialisasi
13. dll